Rabu, 03 Desember 2008

Cinta kok… (1 Korintus 13:4–8)

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”

(1 Korintus 13:4)

Boomers.. pernah ngalamin yang namanya jatuh cinta.? Ya ato iya, hayooo?! Namanya juga manusia, wajar dunk naksir seseorang. Yup... wajar banget kalo kita suka or lagi naksir seseorang. Eiiits… tunggu dulu boz! Jangan keburu menyatakan perasaanmu ke doi. Lho kok bisa? Ehm.. ada banyak hal yang harus kita ngerti, sebelum melangkah ke arah hubungan yang lebih dalam lagi. Pernahkah Boomers berpikir, ada perbedaan antara cinta (asmara) dengan kasih ? Yup... ada perbedaan yang mendasar (kalo mau lebih jelas baca More Than Words tuh!) .

Coba perhatiin temen – temenmu! Ada banyak orang, begitu mudahnya gonta – ganti pacar. Ehm... apakah gaya pacaran mereka bisa disebut ‘cinta’ pada pacarnya? Buat cowok – cowok sih gak terlalu sakit hati, tapi gimana dengan ceweknya? Buat yang ngerasa cowok, perhatikan ya! Seorang cowok dinilai dari tiap perkataan yang keluar dari mulutnya. Artinya, apakah perkataannya dibuktikan dengan tindakan, ato cuman ngomong doank! Nah looo... Jangan bilang, “aku cinta kamu” kalo kamu belom yakin dengan perasaanmu or kamu yakin bakalan menikah dengan dia.

Terlalu banyak cewek yang dilukai, karena dengan mudahnya cowok bilang “aku cinta kamu”. Tapi saat ada masalah sedikit (misal nih...perbedaan pendapat or terjadi gesekan), akhirnya putus. Hem… apakah itu bisa dibilang kasih? Boomers, kata cinta tuh gak bisa seenaknya aja diucapkan. Tapi, perlu yang namanya pendekatan, pemahaman dan penerimaan antar pribadi. Kenali dulu perasaanmu! Tenang aja…kalo yang kamu rasain tuh true love, udah pasti akan teruji oleh waktu. Bawa terus dalam doa, minta Bokap JC untuk memurnikan. Inget! PACARAN adalah masa persiapan menuju pernikahan! (*/Ngi)

Think 1’ : Jawab dengan jujur di hadapan Bokap JC : Apakah kamu udah siap nikah?

Words : Bokap JC yang akan mempertemukan dengan pasangan, saat dilihat-NYA kita sudah siap!

CHRISTIAN BAND

1. Demon Hunter

2. August Burns Red

3. mewithoutYou

4. The Devil Wears Prada

5. Disciple

6. Kutless

7. Third Day

8. As Cities Burn

9. Jeremy Camp

10. Haste The Day

11. Project 86

12. Skillet

13. Seventh Day Slumber

14. Jars Of Clay

15. Underoath

16. Thousand Foot Krutch

17. Showbread

18. The Chariot

19. Anberlin

20. Relient K

21. David Crowder Band

22. Falling Up

23. Five Iron Frenzy

24. Everyday Sunday

25. Sanctus Real

26. As I Lay Dying

27. Casting Crowns

28. Pillar

29. Emery

30. Audio Adrenaline

31. Superchick

32. The Showdown

33. Newsboys

34. Becoming The Archetype

35. Switchfoot

36. Blindside

37. Norma Jean (formerly Luti-Kriss)

38. Nevertheless

39. Hawk Nelson

40. The Wedding

Kamis, 19 Juni 2008

Air Dapat Menghemat Pemakaian Bahan Bakar


Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta yang menemukan cara menghemat bahan bakar dengan memanfaatkan air suling dan Kalium Hidroksida sebagai katalisator melalui proses elektrolisa. Joko sedang menunjukkan 'khasiat' hidrogen dengan alat semacam reaktor hidrogen di Jakarta, Kamis (19/6).
Kamis, 19 Juni 2008 | 13:49 WIB

JAKARTA,KAMIS - Tingginya potensi tenaga ledakan yang dapat dihasilkan oleh hidrogen menunjukkan betapa hidrogen memiliki potensi yang besar pula untuk menggerakkan mesin mobil atau motor. Dengan tarikan sedikit saja, mesin sudah bisa meluncur dengan cepat.

Belum lagi fakta bahwa tarikan yang sedikit membuat bahan bakar yang digunakan makin sedikit. Maka bukan hal yang gendeng jika Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta menggabungkan air dengan bahan bakar bensin ataupun solar untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Berbekal air suling, Kalium Hidroksida (KOH), dan beberapa alat, Joko yakin dapat menghemat pemakaian bahan bakar hampir 80 persen.

"Bahan peledak bensin jika ditambah hidrogen, daya ledaknya jadi luar biasa. Pedal nggak usah kuat-kuat ditekan, kecepatannya sudah sama. Tentu saja berpengaruh ke sedotan bensin oleh mesin," ujar Joko ketika ditemui Kompas.com di Hotel Maharaja, Jakarta, Kamis (19/6). Dalam demo yang dilakukannya di depan Kompas.com di halaman parkir Hotel Maharaja, Joko menunjukkan 'khasiat' hidrogen dalam menghasilkan ledakan dan daya dorong pada potongan mesin motor.

Hasilnya, dahsyat. Ledakannya cukup kuat dan dorongannya sangat cepat. Ledakan yang kuat dan dorongan yang sangat cepat itu sebenarnya dihasilkan oleh hidrogen yang telah terperangkap dalam air sabun pada demo ini. Begitu pula yang akan terjadi pada mesin mobil misalnya.

Campuran air suling dan KOH yang diberi listrik akan memisahkan gas hidrogen dan oksigen. Kemudian gas hidrogen dialirkan ke manipol sehingga bertemu dengan gas dari bensin atau solar yang sudah dibakar. Kemudian campuran kedua gas ini akan masuk ke piston dan diledakkan oleh busi sebagai pemantiknya.

"Air yang harus digunakan harus air suling, biasanya Aquades atau air hujan sekalian. Perbandingannya, satu liter air, ditambah kira-kira tiga gram KOH," ujar Joko. Campuran air suling dan KOH memang memerlukan tempat khusus sehingga Joko membuat tabung-tabung sederhana yang telah dirakit dengan alat-alat lain, seperti elektroda.

Untuk mobil, tabungnya berbentuk botol aki yang berbentuk kotak, sedangkan untuk motor, tabungnya berbentuk tabung botol kecap yang biasa ditemui di rumah-rumah makan.

"Tabungnya harus dari plastik tapi jangan tebal supaya kalau terjadi ledakan tidak terlalu berbahaya," ujar Joko. Resiko ledakan sama sekali tidak menimbulkan api dan panas karena memang begitulah sifat hidrogen. Selain itu, ledakan juga selalu mengarah ke atas, bukan ke samping sehingga memperkecil resiko merusak habis tabung tersebut.

Demo yang dilakukan Joko Sutrisno dilakukan hampir bersamaan dengan demo yang juga dilakukan Djoko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur. Teknologi yang diperlihatkan keduanya ternyata mirip, bukan mengubah menjadi bahan bakar, melainkan hanya menggunakan air untuk menghemat penggunaan bahan bakar.

SUMBER : WWW.KOMPAS.COM

Kamu Pria yang baik, Tapi.....

Randy telah memperhatikan Sarah selama beberapa bulan. Senyumnya dan kebaikannya kepada semua orang sangat menarik. Dalam kelompok para lajang, mereka tertawa pada saat yang hampir bersamaan dan kadang berpandangan. Randy juga menemukan bahwa ternyata mereka sama-sama menyukai kegiatan outdoor dan seni. Randy melihat Sarah adalah gadis yang tepat untuknya. Bahkan teman-temannya melihat mereka cocok dan mendukungnya untuk mendekati Sarah. Dan sore itu, Randy mengundang Sarah untuk makan bersamanya di satu kafe. Dia datang lebih dulu untuk memastikan meja di sudut yang agak sepi agar mereka bisa bercakap-cakap tanpa terganggu. Sarah muncul dengan senyumnya seperti biasa.

Setelah beberapa percakapan wajar, Randy menelan ludah dan mulai mengucapkannya, kata-kata yang dipilih dengan hati-hati, tidak terlalu romantis juga tidak terlalu biasa. "Aku suka sikapmu yang ramah. Aku melihat kita mempunyai banyak kesamaan dan bersenang-senang bersama. Aku ingin mengenalmu lebih dalam..." Sarah terdiam beberapa saat. Bukan tanda yang baik, namun Randy berharap Sarah hanya sedang berpikir untuk memberikan respon yang tepat. Sarah tersenyum, Randy menebak-nebak. "Randy," katanya, sambil menatap tepat di mata, "Terima kasih, aku tersanjung. Kamu mempunyai banyak kualitas yang mengagumkan..." Jeda yang hening setelah itu mengatakan pada Randy hampir semua yang dia perlu tahu. Dia bisa menebak kata-kata selanjutnya, kata-kata seperti, "Kamu pria yang baik, tapi..." T-a-p-i.

"Aku merasa nyaman di dekatmu," lanjut Sarah. "Dan kamu salah satu orang favoritku. Aku hanya tidak merasa kita harus berkencan." Banyak pria pernah mendengar perkataan seperti ucapan Sarah, dan banyak wanita telah mengatakan hal yang serupa seperti yang dikatakan Sarah. Terkadang memang sudah jelas bahwa hubungan yang diinginkan tidak akan pernah terjadi. Mungkin si wanita menutup pintu secara langsung dengan menampilkan ketertarikan kepada orang lain atau menolak ajakan untuk saling mengenal lebih dalam. Tapi seringkali, perkataan seperti itu membuat pria kebingungan. Kata-kata dari si wanita terlihat menunjukkan ketertarikan tapi di waktu yang sama menyatakan hal yang sebaliknya, sehingga pria seringkali menjadi tidak tahu apakah dia harus menyerah atau mencoba lagi.

Membaca Sinyal

Dalam cerita Randy dan Sarah, Sarah menggunakan beberapa pernyataan yang "menyesatkan": "Aku merasa nyaman di dekatmu" dan "kamu salah satu orang favoritku", Randy mungkin berpikir, Jika aku adalah salah satu orang favoritmu, lalu bagaimana mungkin kamu tidak tertarik?

Kesalahpahaman ini muncul dari perbedaan mendasar antara perspektif pria dan wanita dalam hubungan romantis. Teman-teman pria saya mengatakan bahwa daya tarik fisik mempunyai peranan besar dalam keputusan mereka untuk mengejar seorang wanita. Seorang wanita mungkin mempunyai banyak karakter bagus yang menambah kecantikan luarnya, tapi pria-pria yang saya tahu tidak akan membuat usaha untuk mendekati dia kecuali mereka tertarik secara keseluruhan. Wanita, di lain sisi, bisa mengalami ketertarikan sebagian. Dia mungkin tidak tertarik secara romantis kepada seorang pria, tapi masih tetap menemukan dirinya tertarik kepada pria ini dalam beberapa hal. Dia bisa tertarik kepada beberapa aspek dari karakter atau kepribadiannya, tapi semua itu tidak menambah ketertarikannya secara romantis kepada pria ini. Ini membuat dia berkata seperti, "Aku suka hal-hal ini tentangmu, tapi aku tidak menyukaimu secara khusus..." Seorang wanita juga membuat pernyataan yang bermaksud menyemangati seorang pria yang dia hormati. "Kami sangat menghargai saat pria mengambil inisiatif, tapi kecenderungan feminin kami membuat kami terdorong untuk menyemangati dan mendukung..."

Kemungkinan ketiga (dan ini yang diharapkan para pria) adalah bahwa si wanita hanya takut menjalin hubungan atau merasa tidak siap. Dalam kasus ini, siapa pria yang mendekati si wanita bukanlah inti persoalannya. Kondisi emosional si wanita akan membuat dia menolak atau menghindari pria manapun.

Jadi bagaimana seorang pria dapat melalui area ketidakpastian ini, dan bagaimana seorang wanita benar-benar mengatakan apa yang sebenarnya dia maksudkan? Mari memulai dengan wanita.

Katakan tidak dengan tidak. Para wanita, mengertilah bahwa penolakan yang pura-pura itu bukanlah penolakan dengan kasih. Dan kenyataannya, keinginan Anda untuk menjadi cheerleader mungkin dimotivasi oleh harga diri, bukan kasih. Tahun lalu seorang teman pria saya mengkonfrontasi saya tentang hal ini. Dia mendengar saya bercerita kepada teman wanita saya tentang kata-kata yang saya ucapkan untuk menolak seorang pria. "Aku hanya ingin menghargai dia karena dia telah berani mengambil resiko," kata saya. Teman pria saya bertanya, "Memangnya dia seekor anjing yang butuh dikatai "anjing yang baik" dan sebuah tepukan di kepala?" Dengan segera saya menyadari motif egois saya, saya sedang berusaha membuat diri saya terlihat seperti pahlawan.

Para wanita, ingat ini: memang pria itu telah mengambil resiko, dan tidak salah untuk berterimakasih padanya karena itu. Tapi Anda tidak sedang menghargai dia dengan menggunakan kata-kata yang menyampaikan pesan berbeda dari apa yang sebenarnya Anda maksudkan. Biarkan teman-temannya, pembimbing rohaninya, atau pasangannya di masa depan yang meyakinkan dia akan karakter positifnya dan hal-hal yang disukai orang darinya. Itu bukan tanggung jawab Anda, dan kata-kata sanjungan Anda hanya akan membuatnya bingung. Juga, hindari pernyataan persetujuan seperti, "Kamu begitu sempurna". Dari sudut pandangnya, jika dia sempurna, tentu Anda akan mau menjalin hubungan dengannya. Dan jika Tuhan mengkonfirmasi bahwa dia bukan pria yang tepat ("sempurna") untuk Anda, maka pernyataan seperti itu tidak tulus.

Buatlah keputusan yang tegas. Ketertarikan sebagian hanya akan membuat Anda tidak serius dalam hal menanggapi kasih sayang dari seseorang yang Anda kira bukan yang terbaik dari Tuhan untuk Anda. Jika Anda merasa hati Anda tertarik pada seseorang yang pernah mendekati Anda di masa lalu -seseorang yang pernah Anda tolak- tentukan waktu serius agar Anda dapat berdoa untuk hubungan itu. Mungkin Tuhan sedang mengubah hati Anda. Tapi jika Anda menemukan bahwa perasaan Anda belum berubah, jangan memanfaatkan ketertarikan pria itu kepada Anda. Filipi 2:3 mengingatkan kita, "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri."

Untuk Para Pria


Mungkin seperti Randy, Anda telah mendengar, "Kamu pria yang baik, tapi..." Lalu apa? Setelah pembicaraan saya dengan beberapa teman pria, saya menemukan mereka lebih mendengarkan pernyataan yang mengatakan, "Kamu hebat", "Aku menghargai kamu" atau "Aku merasa nyaman bersamamu", daripada jawaban yang sebenarnya ("tidak").

Terima penolakannya dengan lapang hati. Dalam kebanyakan kasus, wanita mengatakan "tidak" karena dia tidak tertarik secara romantis kepada Anda. Mengertilah bahwa dia berada dalam posisi yang sulit dengan seolah-olah menjadi pihak antagonis, jadi dia berusaha untuk membuat penolakannya sehalus mungkin.

Beberapa tahun lalu, saya mengenal seorang pria Kristen yang saya hormati. Seiring dengan persahabatan kami yang makin dekat, saya menyadari bahwa saya tidak tertarik secara romantis kepadanya. Saat saya mengatakan ini kepadanya, dia kecewa tapi merespon dengan berkata bahwa dia mempercayai keputusan saya karena dia tahu saya mencari kehendak Tuhan. Dia berhenti mendekati saya, tapi saya menerima email bersahabat atau telpon sesekali darinya. Kurang dari setahun kemudian, dia bertemu dengan istrinya, Kara. Saya selalu mengagumi cara dia melepaskan kedekatan kami sebelumnya. Tindakannya itu meletakkan dia pada posisi ideal untuk menerima seorang istri yang telah Tuhan siapkan untuk dia.

Jangan coba untuk memperbaikinya. Jika Anda menerima jawaban "tidak", jangan berasumsi bahwa itu karena kekurangan-kekurangan Anda. (Tapi jika Anda menduga memang itu penyebabnya, saya rasa tidak akan terasa menyakitkan jika Anda menanyakan kepada teman-teman Anda sendiri). Ada terlalu banyak kemungkinan penyebab dalam keputusan seorang wanita untuk berkata "tidak" yang sukar ditebak.

Dia mungkin saja penggemar favorit Anda dan masih tidak merasa tertarik secara romantis pada Anda. Dia mungkin tidak merasa damai sejahtera dengan hubungannya dengan Anda. Kondisi dia saat ini mungkin membuat dia merasa tidak siap untuk dekat dengan seseorang. Pikirkan bahwa aspek-aspek unik dari diri Anda yang tidak membuat dia tertarik mungkin saja adalah hal-hal yang disukai oleh pasangan masa depan Anda. Daripada menghabiskan energi untuk berpikir secara berlebihan tentang apa yang salah pada diri Anda, kembangkan diri Anda dalam hal yang mendasar ini: Tunduklah pada Tuhan (Yakobus 4:7), lalu percayalah bahwa Dia melakukan bagianNya.

Jadilah seorang teman.



Memang tidak bijaksana untuk mempertahankan ikatan emosional dengan seorang wanita, tapi melanjutkan pertemanan yang sehat dengannya adalah hal yang menguntungkan. Teman saya Hannah telah menjelaskan pada John bahwa dia tidak tertarik secara romantis kepadanya setelah John menyatakan niatnya untuk mengenal Hannah lebih dalam. John tetap menjadi temannya, berolahraga bersama dalam kelompok dan juga membantu merencanakan pesta ulang tahun untuk Hannah. Hannah tidak berpikir tentang apapun, tapi seiring dengan John yang terus berdoa untuk ketertarikannya pada Hannah, John merasa Tuhan menyuruhnya untuk menunggu. Beberapa tahun setelah usahanya mendekati Hannah, John mendekati Hannah untuk yang kedua kalinya. Dia mengetahui bahwa hati Hannah telah berubah, dan sekarang mereka telah menikah. Walaupun pengalaman seperti John bukan pengalaman yang banyak terjadi, tapi tidak seorangpun yang bisa mengesampingkan pimpinan Roh Kudus dalam area ini.

Carolyn McCulley pernah menulis: Sementara kita para wanita melatih iman kita pada Tuhan dengan menunggu inisiatif dari pria, para pria melatih iman mereka dengan resiko untuk ditolak. Karena itu, saya selalu mendorong saudara-saudara laki-laki saya untuk menjadi maskulin dan tidak pasif, untuk lebih memperhatikan tindakan dan motivasi mereka dibanding respon dari usaha pendekatan mereka. Betapapun romantisnya suasana kafe atau betapapun sempurna kata-kata yang Anda ucapkan, terkadang jawabannya "tidak" (dan bahkan beberapa di antaranya bersifat permanen). Tapi itu tidak menentukan akhirnya. Itu mungkin saja merupakan persiapan untuk wanita selanjutnya yang akan Anda dekati, dan wanita itu mungkin saja berkata "ya".


SUMBER : JAWABAN.COM


3 KESALAHAN DALAM ROMANTISME

Dalam pendapat saya, ada 3 kesalahan terbesar dalam romantisme yang banyak dipercayai oleh orang-orang Kristen yang ingin menikah. Tapi sebenarnya, kesalahan yang paling besar yang bisa kita buat adalah berpikir bahwa dengan menjadi Kristen maka segala hal akan lebih mudah. Padahal menjadi Kristen dapat membuat semuanya lebih sulit (ingatkah tentang memikul salib dan mengikuti Yesus)? Dari pengalaman hidup saya dalam hal memahami tentang lawan jenis dan hubungan romantis, saya melihat (dan juga pernah mengalami beberapa di antaranya) beberapa kesalahan, dan kadang kesalahan-kesalahan itu dilakukan oleh mereka yang mempunyai niat baik. Jadi, apa saja 3 kesalahan itu?

Daftar Kriteria
Ini adalah kesalahan yang paling menyesatkan karena sepertinya ini adalah ide yang sangat bagus. Anda mencoba merumuskan hal-hal apa saja yang harus ada dalam diri pasangan Anda dan hal-hal apa saja yang tidak bisa Anda terima. Anda melihat pasangan yang bahagia, mencatat apa saja yang membuat mereka bahagia, dan mereka-reka bagaimana untuk mempraktekkan hal-hal itu dalam kondisi Anda. Anda membayangkan bagaimana "sempurna"nya seseorang (yang akan menjadi pasangan Anda) ini.

Bahkan walaupun Anda mau berkompromi pada beberapa hal, warna rambut atau kesukaan menonton film misalnya, ada beberapa standar yang tidak bisa dikompromikan. Iman tentu saja, lalu diikuti dengan keseimbangan dalam hal kepandaian, kedewasaan, kepekaan, ketertarikan dalam komitmen pernikahan dan anak-anak, dan sebagainya. Mungkin ada beberapa detail yang spesifik bagi Anda. Saya misalnya, gampang terpikat pada orang yang sangat humoris dan sulit menerima orang yang tidak suka masakan Thai (ya saya tahu, saya pemilih). Jadi Anda berhasil mereka-reka bayangan dari pasangan impian Anda. Lalu salah satu dari kedua hal ini akan terjadi...

Kemungkinan pertama, Anda tidak pernah bertemu dengan orang yang memenuhi semua daftar kriteria Anda karena daftar itu sangat eksklusif dan penuh tuntutan, jadi Anda cenderung menolak atau tidak menanggapi seorangpun untuk alasan-alasan yang bodoh. Daftar kriteria Anda mencegah Anda mengalami kejadian tak terduga dimana Anda tertantang oleh seseorang yang mempunyai perspektif yang berbeda dengan Anda dalam memandang hidup, dunia, Tuhan, serta semua hal yang baik. Saya cenderung berpikir bahwa orang yang membuat daftar yang sangat eksklusif mungkin belum siap untuk menjalin hubungan. Namun dalam batas yang wajar, daftar kriteria dapat menolong untuk melindungi hati Anda dan membantu Anda memutuskan saat seseorang yang menarik mendekati Anda.

Kemungkinan kedua, yaitu jika Anda bertemu dengan seseorang yang benar-benar memenuhi seluruh daftar kriteria. Ini adalah pengalaman pribadi saya. Waktu kuliah saya bertemu dengan seorang pria yang saya pikir pasangan hidup saya, karena dia benar-benar cocok dengan semua daftar kriteria saya dengan sempurna, mulai dari iman, kepandaian, kelucuan, bahkan dia juga menyukai makanan-makanan "aneh" seperti saya. Saya kira saya juga memenuhi semua daftar kriterianya. Jadi kami mulai berkencan. Masalahnya adalah kami tidak benar-benar mengenal satu sama lain, kami hanya mengenali bahwa masing-masing kami telah memenuhi daftar kriteria.

Dalam hal ini, daftar kriteria mencegah kami mengenal satu sama lain untuk sementara, karena kami berdua sama-sama berasumsi kami sudah mengetahui apa yang perlu kami tahu. Lalu waktu berjalan, dan hanya butuh beberapa bulan sebelum sesuatu terjadi. Kami menemukan bahwa kepribadian dan temperamen kami tidak cocok satu sama lain, paling tidak selama kami berkencan. Pada akhirnya kami putus dengan tidak baik-baik, butuh 2 tahun bagi saya untuk memulihkan diri dan 2 tahun lagi sebelum kami berdua bisa berteman. Jangan salah paham, adalah hal yang baik jika Anda mempunyai beberapa standar tentang apa yang Anda inginkan dalam diri pasangan hidup Anda. Tapi adalah hal yang buruk jika Anda begitu terobsesi dengan bayangan semu. Bayangan semu mungkin tidak pernah menyakiti Anda, tapi dia juga tidak pernah mencintai Anda juga.

Prinsip Reformasi
Saya seringkali melihat masalah ini banyak dialami oleh wanita. Sebuah keyakinan bahwa kekuatan cinta dapat memindahkan dan mengubah seorang pria dari sisi gelap dosa kepada terang kebenaran. Kadang saya heran mengapa kebanyakan wanita yang saya kenal seperti terprogram untuk tertarik kepada tipe pria yang salah. Mungkin itu hanya ketidakdewasaan yang menganggap bahwa bahaya itu menarik, baik secara fisik maupun emosional. Mereka tertarik dengan pria yang bahkan tidak peduli dengan mereka, atau memanfaatkan mereka untuk hal-hal tertentu, atau yang tetap menjaga sikap "bersahabat" dengan mereka sementara melakukan hal-hal buruk di belakang mereka.

Saya juga pernah melakukan kesalahan ini. Setelah pulih dari sindrom "daftar kriteria", saya memutuskan untuk melakukan yang sebaliknya dan menemukan seorang pria yang benar-benar berbeda dari pria yang saya cari. Saya berpikir saya tidak akan berkomitmen terlalu cepat dan bisa belajar mengenal serta menyayangi seseorang yang benar-benar berbeda dengan saya. Dia "sempurna", dan mempunyai masa lalu yang buruk (maksud saya benar-benar buruk), dan dia sudah berhenti melakukan hampir semua dari masa lalunya itu, tapi dia masih berusaha menemukan pegangan yang baru, dan saya ingin menolongnya. Oh iya, dia baru saja putus dengan pacarnya (mereka sudah berhubungan selama 5 tahun) kira-kira 2 minggu sebelumnya. Anda tahu, kita seringkali tidak melihat "lampu merah" seperti ini jika kita sendiri yang mengalaminya.

Saya tetap setia karena saya yakin dia membutuhkan saya untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Tapi jika saya tidak salah ingat kronologisnya, setelah sekitar 6 minggu kami berkencan, kami putus, beberapa bulan saya menderita saat dia kembali berkencan dengan mantannya, lalu dia juga sempat mengajak saya kembali bersamanya setelah menyadari bahwa dia dan mantannya tidak akan berlanjut juga, kami sempat berkencan lagi selama 2 minggu, lalu putus lagi, dan beberapa bulan berpisah... sampai akhirnya berlawanan dengan perkataannya yang menyiratkan bahwa ada masa depan bagi hubungan kami, saya mendengar bahwa dia juga sedang terlibat secara intim dengan wanita lain. Itu sudah cukup bagi saya. Jika Anda mengenali diri Anda sendiri sedang mengalami gejala-gejala ini, jangan hiraukan kelebihan atau keunikan apapun darinya yang membuat Anda tertarik. Percayalah, mantan saya juga mengagumkan. Tapi dalam skenario ini, Anda tetap bisa menjadi temannya saja dan masih mengalami keunikannya itu, Anda tidak perlu sampai berkencan dengannya.

Anda lihat, mengubah orang lain adalah ide yang buruk karena Anda tidak punya kuasa untuk melakukannya. Anda bisa mengharapkan pasangan Anda menginginkan dirinya berubah menjadi lebih baik, dan Anda juga bisa berharap bahwa kasih karunia Tuhan dan iman Anda bisa mengubah mereka. Tapi tugas Anda sebagai teman bukanlah untuk mengubah mereka. Anda seharusnya berjalan (melalui saat senang dan sedih) bersama mereka, berdoa untuk mereka, tapi bukan mengubah mereka. Apalagi dalam membuat komitmen jangka panjang yang membutuhkan hubungan yang dekat untuk waktu yang lama, penggabungan rekening bank, dan anak-anak, Anda menginginkan seseorang yang dapat Anda terima apa adanya, termasuk semua dosa dan kegagalannya. Jangan takut bahwa orang yang dapat saling melengkapi dengan Anda dan dapat menyesuaikan diri dengan Anda akan membuat Anda bosan. Malah sebaliknya, saya menemukan bahwa rasa aman dalam hubungan romantis lebih menarik dibanding bahaya.

Terlalu Terfokus Pada "Kita"
Inilah kesalahan yang bersifat manipulatif. Ini memang bukan pengalaman pribadi saya, namun ada teman saya yang mengalaminya. Dia terjebak dengan fokus pada "kita", walaupun dia dan pacarnya adalah orang Kristen yang sama-sama takut akan Tuhan. Jadi menurut saya masalah ini juga penting untuk dibahas. Dengan kata lain Anda terlalu terfokus pada "kita" jika Anda lebih mementingkan hubungan dibanding orang-orang (Anda dan dia) yang terlibat di dalamnya. Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang memandang hubungan dengan sangat serius, misalnya orang-orang yang sudah sangat ingin menikah. Mereka sudah melatih diri dalam segala kebaikan, pengertian, dan komunikasi. Mereka mau memaafkan dan mencoba lagi. Mereka senang karena mereka berpikir inilah yang terakhir. Dan dalam prosesnya, mereka lupa bahwa mereka seharusnya mengasihi seseorang, bukan sesuatu. Ini juga bisa disebut "jatuh cinta dengan cinta".

Saya mempunyai 2 orang teman. Mereka bertemu, saling menyukai, dan mulai berkomunikasi lewat email secara intens karena mereka berhubungan jarak jauh. Dan dengan cepat, mereka mulai membicarakan tentang pernikahan. Ini memang bukan hal yang buruk, tapi hasilnya, mereka belajar, menganalisa, dan mendiskusikan tentang hubungan mereka untuk menentukan keberhasilan pernikahan mereka. Dan sementara itu mereka gagal untuk mengenal lebih dalam satu sama lain dengan alamiah, dimana (menurut saya) niat untuk menikah dengan sendirinya akan muncul dari sana. Setelah beberapa lama, teman saya menyadari bahwa pacarnya tidak mengenalnya dengan baik sama sekali. Teman saya juga mengetahui bahwa teman-teman pacarnya ini lebih tua dan mereka semua sudah menikah atau akan menikah, jadi pacarnya merasa sedikit tertinggal. Pada akhirnya, teman saya bersikap bijak dengan melihat bahwa hubungan mereka memang merupakan hubungan yang semu dan membuat pacarnya menyadari hal yang sama. Dengan itu hubungan mereka berakhir.

Anda berhak untuk mengalami hubungan romantisme yang lebih baik, dan Anda masih punya kesempatan untuk menghindari atau tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.


SUMBER : WWW.JAWABAN.COM

ARTI SEBUAH KEJUJURAN

Pengakuan yang jujur akan keinginan yang mendalam tidak mengindikasikan kurangnya iman. Saya akan mengatakannya sekali lagi. Pengakuan yang jujur akan keinginan yang mendalam tidak mengindikasikan kurangnya iman. Itu hanya sebuah kejujuran. Kebanyakan kita para lajang mengalami tuduhan ini jika kita berbicara dengan mereka yang telah lupa bagaimana kondisi mereka sendiri saat mereka masih lajang (jika mereka merasakan hal yang sama). Sepertinya diam dalam penderitaan itu lebih mulia, hidup dalam kepura-puraan itu lebih "rohani", dan tersenyum di balik rasa sakit itu lebih "benar". Saya tersenyum walaupun merasa sakit. Saya memberi, mengasihi, dan melayani. Tapi saya juga bersikap jujur.

Kita diijinkan untuk mengakui rasa sakit dan kesedihan yang kita rasakan, sama seperti Daud saat dia menangis dan berkata, "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?" (Mazmur 13:1). Tuhan tidak menyembunyikan wajahNya, kita tahu ini. Sebagai anak-anakNya, sebagai gerejaNya, yang dibeli dengan harga anakNya, kita adalah hartaNya yang berharga. Dia selalu memperhatikan kebutuhan kita dan ada kekosongan yang paling baik diekspresikan melalui ungkapan yang jujur kepada Satu-satunya yang paling perduli.

Kita diijinkan untuk mengakui bahwa seringkali kehidupan tidak terjadi seperti yang kita bayangkan atau rencanakan. Tuhan tidak antipati terhadap kejujuran kita dan Dia benar-benar peduli. Kita bukan orang-orang yang sudah kebal terhadap rasa sakit dan kesedihan, keinginan dan harapan, dan kita harus belajar untuk tidak berpura-pura. Kadangkala, ketidakmampuan untuk mengakui di bagian mana kita merasa sakit, lebih bermasalah daripada rasa sakit itu sendiri. Kita perlu mengakui kebutuhan kita, keinginan kita, dan mengakhiri doa kita sama seperti Daud yang berkata, "Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku." (Mazmur 13:6).

Beberapa waktu lalu saya menulis apa yang saya bayangkan, percakapan saya dengan Tuhan.

Tuhan : "Ada masalah apa?"
Saya : "Aku kesepian!"
Tuhan : "Aku tahu. Apakah kamu tidak berpikir Aku mengetahuinya?"
Saya : "Ya Tuhan..."
Tuhan : "Lalu apa masalahnya?"
Saya : "Aku kesepian..."
Tuhan : "Apa yang kamu inginkan?"
Saya : (berusaha untuk sejujur mungkin)"Aku menginginkan apa yang Kau inginkan Tuhan..."
Tuhan : "Kamu sudah mendapatkannya."
Saya : "...."
Tuhan : "Sesuatu masih mengganggumu. Apa itu?"
Saya : "Aku sendirian."
Tuhan : "Kenapa itu menjadi masalah?"
Saya : "Aku tidak bahagia."
Tuhan : "Kenapa tidak?"
Saya : "Aku tidak mau sendirian."
Tuhan : "Kamu bilang kamu menginginkan apa yang Aku inginkan."
Saya : "Ya Tuhan..."
Tuhan : "Maka kamu mendapatkannya."
Saya : "...."
Tuhan : "Bukankah itu yang kamu inginkan?"
Saya : (akhirnya, benar-benar jujur) "Tidak Tuhan."
Tuhan : "Jadi kamu tidak menginginkan apa yang Aku inginkan?"
Saya : "Aku mau, tapi aku juga ingin menikah. Aku juga mau apa yang kuinginkan."
Tuhan : "Masalahnya bukan pada keinginanmu untuk menikah. Itu adalah keinginan yang baik. Masalahnya adalah kamu mengharapkan Aku seharusnya memberikan apa yang kamu inginkan pada saat kamu menginginkannya dan dengan cara yang kamu inginkan. Jika tidak seekor burung pipitpun jatuh tanpa sepengetahuanKu, jika Aku mendandani bunga bakung sedemikian indahnya, jika Aku mendandani rumput di ladang yang besok sudah lenyap, apakah kamu membayangkan Aku bisa melupakanmu? Aku tidak melupakanmu... Jangan kuatir..."
Tuhan : "Kamu masih menyimpan masalah... kenapa?"
Saya : "Aku hanya kesepian..."
Tuhan : (dengan lembut) "Aku tahu..."

Hati kita menemukan tempat yang nyaman dalam kesunyian. Dia tahu dan pengakuan saya akan rasa kesepian tidak menggangguNya. Dia tahu dan Dia peduli.

Sebuah pengakuan akan keinginan kita tidak mengindikasikan kurangnya iman, tapi itu bisa saja menyebabkan iman berkurang. Selama penantian akan keinginan kita, dosa bisa saja mulai meracuni dan, seperti anak kecil, kita mengeraskan hati, mengacungkan tinju, dan menuntut keinginan kita dipenuhi sekarang juga. Apa yang sesungguhnya ingin kita ketahui hanya bahwa kita tidak sendirian, tidak dilupakan, bahwa kita bisa mempercayai Tuhan untuk memberkati kita. Apa yang sebenarnya ingin kita tahu adalah bahwa di balik kabut ketidaktahuan kita, ada Tuhan yang selalu mengetahui dan mencintai kita, yang tidak pernah meninggalkan anak-anakNya. Lebih lagi, kita hanya ingin tahu bahwa Dia tidak hanya memberkati teman-teman kita dan mengutuk kita, bahwa bahkan di sini, saat ini, Dia mencintai kita.

Sebuah pengakuan akan keinginan kita tidak mengindikasikan kurangnya iman, tapi itu bisa saja menyebabkan iman berkurang. Bertumbuh dan menjadi dewasa berarti kita melihat melampaui saat-saat, melampaui saat ini, dan memahami bahwa kenyataan tidak berdiri sendiri. Kita adalah bagian dari rencana yang lebih besar. Saya tidak berpura-pura memahami tentang segalanya, tapi saya tahu siapa yang saya layani, saya tahu Dia mencintai saya. Saya tahu Dia mengerjakan semua hal bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Saya tidak tahu mengapa keinginan saya belum terpenuhi, tapi satu hal yang saya lakukan, "...melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-15). Kita yang sudah dewasa sewajarnya mempunya pandangan seperti itu.

Dalam pengakuan akan keinginan kita, kita harus mempertahankan iman kita. Ya, saya memulai hubungan-hubungan dan berani bertindak jika tindakan itu tepat, tapi hanya semua usaha saya saja tidak akan membawakan kepada saya seorang istri. Di samping itu, saya menemukan kedamaian dalam mempercayai Dia yang adalah Kasih itu sendiri untuk mencintai saya. Saya terus berusaha untuk menjadi seorang pria yang Dia inginkan untuk menyenangkan Dia.

Saya akan berusaha untuk mengenal seorang wanita dan untuk mecintai seorang istri suatu hari nanti tapi saya tidak dapat memotong atau mempercepat proses ini. Percayalah, saya sudah mencobanya. Saya memang kesepian, tapi saat ini "Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku."

sumber : www.jawaban.com

buruan gabung!!

Anda dapat mengajak teman-teman anda untuk mendaftarkan juga ke kumpulblogger.com, Apabila mereka bergabung atas rekomendasi anda, maka setiap 1 kali klik dari pengunjung blog mereka, Anda akan mendapatkan 25 Rupiah.
Refferal hanya berlaku untuk level satu saja.

http://Kumpulblogger.com/signup.php?refid=6252

Promosikan dan Gunakan URL tersebut untuk memperbanyak anggota kumpulblogger.com yang tergabung dibawah rekomendasi anda.

Rate Statistik untuk setiap Unit Klik iklan dari KumpulBlogger.com saat ini adalah :
1. Tiap 1 kali Unik Klik Text Links bernilai : Rp.300
2. Tiap 1 kali Unik Klik Mini Banner bernilai : Rp.625

Ayo ... buruan gabung !!!

Selasa, 17 Juni 2008

Build Beautiful Buttons in Photoshop, Part I

Nothing says Web 2.0 more than a shiny button. Of course, the "shiny plastic" look-and-feel is not for everyone, but good-looking navigation buttons are still integral to the design of a sexy web page. In this first instalment of a two-part article, I'll show you how to create a wide variety of different buttons using Adobe Photoshop.

First we'll look at how to create a basic button. Then you'll apply to it all manner of effects: outlines, bevels, chisels, gradients, wet matte effects, and more!

This article has been excerpted from my book The Photoshop Anthology: 101 Web Design Tips, Tricks & Techniques, which is available for a limited time as a free PDF download, thanks to our sponsor, 99designs.

That's right -- the whole book can be downloaded for FREE.

The techniques you'll learn here can be applied to any "button-like" object, including icons, bullets, title and navigation bars, and other page accents.

Even if you're a graphics novice, this is fun stuff. Let's get started!

Making a Simple, Flat Button

Solution

Rectangular Flat Button

First we're going to draw a basic, rectangular button. Set the foreground color to a color of your choice, then draw a rectangle with the Rectangle Tool (U).

I told you it was basic! I've made mine more interesting by drawing another rectangle in a lighter color to give my button a thick border on its left-hand side, as shown here.

Rectangular button with thick border (click to view image)

Rounded Flat Button

You can also create basic, rectangular buttons with rounded corners using -- you guessed it -- the Rounded Rectangle Tool (U). Alter the "roundness" of your corners using the Radius field in the options bar, as shown here.

Rounded rectangular button with 10-pixel radius (click to view image)

Rounded rectangular button with 20-pixel radius (click to view image)

NOTE: Photoshop Doesn't Replace CSS
On a web page, you'd probably use CSS instead of images to achieve this rectangular button effect. However, this technique is handy when it comes to drawing simple buttons for web comps in Photoshop.

Adding an Outline to a Button

In this solution, we're going to be adding outlines to our basic buttons to make them look like the ones shown here.

Buttons with outlines (click to view image)

NOTE: Adding Layer Styles
In this chapter and beyond, we'll be making heavy use of layer styles, which are applied by launching the Layer Style window. There are a few different ways to launch this window, but the one I use most often is to click on the little f button at the bottom of the layer palette, as shown here.

Launching layer styles window (click to view image)

Clicking this button will display a dialog listing all of the different layer styles available. Simply choose the one you want and the Layer Style window will launch, with the specific effect selected. It's also possible to select the same styles from the menu bar (Layer > Layer Style), but using the icon saves you one mouse click!

Solution

Let's add outlines to the basic buttons we created earlier. Select the layer that contains your button. Open the Layer Style dialog by clicking on the Add a layer style button at the bottom of the Layers palette and selecting Stroke... from the menu that appears. You'll see that the Stroke style is checked and highlighted -- this adds the outline to your button. Change the look of your stroke by adjusting the settings.

Adding an outline to a button by changing its stroke options (click to view image)

You can see from the dialog shown above that I gave mine a black outline by clicking on the color patch and setting the color to black, and gave it a thickness of one pixel by typing 1 into the Size field (you could also use the slider to adjust the size of the stroke).

Making a Smooth, Beveled Button

They're getting fancier! Let's have a go at creating the beveled buttons shown here.

Smooth, beveled buttons (click to view image)

Solution

By now, you should be an expert in creating basic, rectangular buttons. Just as well, because you'll need one for this solution! Create or select your basic button. Open the Layer Style dialog by clicking on the Add a layer style button at the bottom of the Layers palette and selecting Bevel and Emboss... from the menu that appears. You've just added a bevel to your button. You can give the bevel a more rounded appearance by increasing the Size and Soften levels. I'm using 7px for Size and 8px for Soften, as shown in this image.

Bevel and Emboss options for smooth bevel (click to view image)

Make the effect more subtle by changing the Shadow Mode color. Since my button is blue, I've changed the Shadow Mode color from black to blue (a slightly darker shade than my button color).

Creating a Chiseled Button Effect

The Bevel and Emboss layer style is a versatile tool that can be used to create many different button effects. In this solution, we'll use it to create hard-edged, chiseled buttons like the ones shown here.

Chiseled buttons (click to view image)

Solution

Create or select a basic button. Then, open the Layer Style dialog by clicking on the Add a layer style button at the bottom of the Layers palette and selecting Bevel and Emboss... from the menu that appears. From the Technique drop-down, select Chisel Hard and set the Soften field to 0px. Increase the Depth of the bevel to chisel "deeper" into the button.

Bevel and Emboss options for chiseled bevel (click to view image)

Creating an Embedded Button Effect

In this solution, I'll show you a button effect that makes your buttons look like they're embedded into the page, as shown here.

Embedded buttons (click to view image)

Solution

Select or create a basic button. Open the Layer Style dialog by clicking on the Add a layer style button at the bottom of the Layers palette and selecting Bevel and Emboss... from the menu that appears. From the Style drop-down, select Pillow Emboss -- this will give your button an "embedded" effect.

Experiment with the settings to change the look of your effect. Both the buttons in the example shown above are pillow embossed, but they look different because I've set the Technique to Smooth for the top one, and Chisel Hard for the bottom one.

Pillow Emboss options for smooth embedded button (click to view image)

Making a Gradient Button

Two-toned gradient buttons like the ones shown here are the new black of graphic design. This effect has become increasingly popular -- no doubt you'll have seen it used on the buttons, menu rows, and heading backgrounds of trendy web sites. In this solution, I'll show you how easy it is to create your very own gradient buttons.

Examples of gradient buttons (click to view image)

Solution

Raster Buttons

Using a selection tool, such as the Marquee Tool (M), create a rectangular selection for your button. Set the foreground and background colors to the two tones you want in your gradient, and create a new layer. With the Gradient Tool (G) selected, choose the Foreground to Background gradient option and click and drag the mouse to fill in your selection. (Holding down Shift will constrain the gradient direction to a horizontal or vertical line.)

We can achieve the same gradient button effect using the Lock Transparent Pixels option that's provided for layers. This option is useful for rounded rectangles or other shapes for which we're not provided with automatic selection tools.

Locking transparent pixels (click to view image)

Let's use it to make a rounded rectangle button. Using the Rounded Rectangle Tool(U) with the Fill Pixels option selected, create a solid-colored raster button on a new layer. Click the Lock Transparent Pixels icon in the Layers palette, as shown in the example above. Then, set the foreground and background colors to your gradient tones and apply the gradient. Since you've locked the transparent pixels, the gradient will be applied only to non-transparent elements in the layer: your button, in this case.

WARNING: Useful, but Not Terribly Usable!
For all its power, the Layer Style dialog is amazingly unintuitive. What I find most confusing is the fact that you can apply a style without selecting it!
That's right -- once you've launched the Layer Style dialog, you can apply a style (with Photoshop's default settings) by checking its checkbox. If you have the Preview checkbox ticked, you'll see the effect this style has on your image. Fairly straightforward, right? But what's confusing is that this doesn't actually select the style, so you can't change its settings! You need to highlight the name of the style to bring these upsimply checking the checkbox won't do!

Applying a layer style (click to view image)

Selecting (and applying) a layer style (click to view image)

The example shown here demonstrates this: In the top image I've checked the Drop Shadow style, which has been applied, but the settings in the dialog box are for the layer's Blending Options. This means I can't make any changes to my drop shadow!If I click on the name of the layer style instead, my drop shadow is applied and its settings are displayed (as shown in the second image). Because of this, you might think that if I click on the name of another style that I've applied, it will be turned off in the document. That's not the case -- you'll have to uncheck the checkbox for that! I'd suggest you spend a minute selecting and applying a few different layer styles until you get the hang of how it all worksit'll save you from confusion later on!

Kamis, 10 April 2008

Kok Dikit? (Part 1) Matius 25:1-13


“Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. “
( Matius 25:15)

“Kenapa sih Noa kok bisa maen segala alat musik dan pinter khotbah? …sedangkan aku nggak bisa apa-apa. Aku hanya bisa gulung kabel dan gulung karpet. Koq Tuhan nggak adil banget ngasi' talenta sih!” Itu tadi keluhan dari salah satu temenku. Sama sepertiku juga... Dulu, aku merasa memiliki banyak kekurangan. Seringnya mengeluh, membuatku jadi mudah nyerah 'n gak ada keinginan berusaha. Suatu hari pas lagi nonton TV, ada acara untuk mewujudkan mimpi seseorang. Yang membuat aku meneteskan airmata, adalah ketika ada salah satu kontestan cewek yang berusia 15 taon.... Dia punya gangguan pada syaraf di otak dan itu membuatnya jadi susah belajar ‘n sering sakit-sakitan. Namun, dia punya mimpi membangun perpustakaan supaya anak-anak yang gak bisa sekolah bisa tetep belajar di perpustakaan itu. Dengan kursi rodanya ia berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain untuk meminta dan mengumpulkan buku yang sudah tidak dipakai. Suatu saat ada temennya yang iba melihat perjuangannya, lalu mengirimkan surat ke acara itu. Kemudian, terkabulah keinginan gadis cacat itu. Bahkan impiannya itu lebih dari apa yang pernah ia bayangkan. Gadis ini mendapat perpustakaan yang dibangun oleh acara itu dengan fasilitas yang lengkap dan ada multimedianya.
Boomers…yuk kita belajar dari gadis cacat itu. Dia nggak pernah mengeluh dengan 'kekurangannya', tapi malah....berpikir untuk orang lain. Siapa yang pernah berpikir, koq talentaku yang diberi Tuhan tuh cuman dikit sih? Hey Boomers! Lebih baik diberi dikit, namun berdampak besar seperti cerita gadis cacat itu...Daripada diberi banyak tapi disimpan sendiri, nggak bisa jadi berkat buat orang lain. Gimana dengan kamu Boomers?! (*/Ngi)


WORDS : Orang yang selalu mengeluh tentang kekuranganya adalah orang yang takkan mampu diberikan tanggung jawab yang lebih besar!

THINKS 1' : Mau mengeluh terus ato bangkit?!

Kok Dikit? (Part 2) Matius 25:1-13


“Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. “
(Matius 25:15)

Hai Boomers yang dikasihi Tuhan….lanjutin yuuuk, cerita tentang diriku dan temanku yang sering mengeluhkan tentang kekurangannya itu. Seperti cerita hamba yang diberi satu talenta. Bisanya cuma ngeluh 'n nyerah (nggak berbuat apa-apa). Nah, waktu liat kisah gadis cacat itu aku mulai nyadar, sebenernya Tuhan memberi berapapun talenta ke kita, itu ada alasannya loh. Kalo dipikir-pikir, TUHAN memberi sesuatu, itu tandanya DIA mau memberi kepercayaan ke kita untuk do something! Nah…seringnya kita tuh liat ke “jumlah” talenta atau kepercayaan yang Tuhan kasi'! Kita selalu iri dengan “jumlah” talenta yang orang laen punya.
Waaaah….untuk Boomers yang sering mengeluhkan jumlah talenta yang udah Tuhan bri ini….yuuuk kita pelajari cerita tentang seorang hamba yang diberi satu talenta, tapi nggak do something. Apa yang FirTu katakan?! Akhir cerita, hamba ini dihukum. Nah loe, mau nggak kaya' gitchuuu ^_*?! Boomers…yuk ubah cara pikir kita, jangan lagi iri atas kelebihan orang lain, tapi fokus ke “talenta” yang udah Tuhan beri 'n kerjakan itu dengan segenap hati. Ketika kita setia mengerjakannya, maka Tuhan yang akan lakukan bagian-Nya. So, dari talenta yang cuman satu bisa berkembang jadi dua...tiga, bahkan puluhan. Nggak mustahil kan?! Yuuuk...kita belajar menghargai Tuhan dengan cara mensyukuri apa yang udah DIA anugerahkan bagi kita. Entah itu melalui talenta, keadaan, maupun berkat yang saat ini kita terima. Meski keliatannya sedikit.....Tuhan bisa ubahkan menjadi tak terhingga! Asal…..kita menunjukkan sikap layak diberi tanggung jawab yang lebih besar. So, setia pada perkara-perkara yang kecil dulu ya...?! (*/Ngi)

Jumat, 28 Maret 2008

MENANTI SEBUAH JAWABAN


“….apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
(Markus 11:24)


Ungkapan “Menunggu itu nyebelin banget…..” tuh nurut kamu betul nggak? Jujur! Aku nggak setuju ama ungkapan ini. Tapi karena sering mendengar kata-kata ini, akhirnya aku jadi terpengaruh, so aku jadi jengkel juga kalo lagi nunggu or menantikan sesuatu. Apalagi kalo nunggunya lama, wuiiih….. rasanya kepala mau meledak. Weiiit… tunggu dulu! Hari ini TUHAN ngingetin, bahwa segala sesuatu yang kita doakan (kalo itu sesuai dengan kehendak Tuhan), percayalah bahwa kita udah menerimanya.
Ehm… gimana caranya tuh? aku mau menceritakan suatu kesaksian nih. Dulu keluargaku mengalami masalah keuangan. Udah usaha apapun gagal. Hampir 2 tahun masalah perekonomian keluargaku belum dipulihkan. Tapi kami sekeluarga terus berdoa, agar kami menang dalam masalah ini. Selama 2 tahun itu, kami belum mendapatkan jawaban doa. Suatu pagi, kucoba merenung sambil mencari kehendak-Nya. Tiba-tiba aku digerakkan untuk membaca ayat ini, “...apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu...” (Markus 11:24). Saat itu juga, aku meminta ampun pada TUHAN dan juga mengampuni kesalahan orang lain. Aku sadar, sebelumnya aku pernah berdosa terhadap TUHAN dan menyimpan rasa sakit hati karena perlakuan orang lain terhadap aku dan keluargaku. Akhirnya, kami sekeluarga mengalami kemenangan. Itulah faedah menerima sebuah jawaban doa. Pengen tau untuk apa kita menanti?
Berdasarkan pengalaman yang udah TUHAN ajarkan melalui pergumulan keluargaku...apapun bentuk pergumulan kita, sadar ato enggak, kita sendirilah yang memainkan peran untuk menentukan, apakah doa kita itu dijawab ato tidak. Maksudnya? Kalo kita berlaku benar di hadapan TUHAN, maka keluarga kita diberkati. Sebaliknya, kalo kehidupan kita nggak berkenan di hadapan TUHAN, ya kita dan keluargalah yang kena dampak buruknya. So... yang membuat doa kita tidak dijawab adalah dosa yang masih kita simpan. Emang sih! Kita harus jujur di hadapan TUHAN dan mengakui semua kesalahan yang udah kita lakukan, serta meminta ampun pada TUHAN. Sebenarnya, TUHAN udah ngasih jawaban ke kita, namun ada proses yang harus dilalui sebelum kita menerima jawaban itu. TUHAN tuh nggak menyukai sesuatu yang bersifat instan, karena DIA pengen mendidik kita untuk menjadi dewasa.
Pengalaman yang TUHAN beri pada keluargaku, mengajarkan kami untuk terus berharap kepada TUHAN. Disamping itu, TUHAN memiliki suatu rencana yang indah dibalik pergumulan kami. Ada perubahan drastis yang terjadi pada ayah dan adikku. Mereka yang tadinya jarang berdoa, melalui masalah ini... jadinya mereka sering berdoa, rajin membaca firman dan melakukannya. Misal, dulu saat punya uang banyak, dipake sembarangan. Sekarang, kami belajar memberi dan menabur, sekalipun kami kekurangan (inget kan cerita Bokap JC tentang janda miskin? - Baca Markus 12:44). Dalam masa penantian jawaban TUHAN, sekarang aku jadi ngerti arti, “...percayalah kamu telah menerimanya” . TUHAN pengen agar setiap kita tuh mempersiapkan diri lewat proses penantian, sebelum akhirnya kita benar-benar mendapatkan jawaban atas doa-doa kita. Sanggup melakukannya?!

Rabu, 13 Februari 2008

Berat...... tapi harus dilalui

2 minggu ini terasa berat.. coz baru kali ini aq terlibat dalam event anak muda, coz ada acara BooM 1st anniversary. wuiih sibuk, puyeng, capek... malah otakq rasae hampir overload deh :P
puji Tuhan lewat proses tersebut aku bisa naek level yaitu gmn aq bisa belajar memanage panitia untuk mempersiapkan acara itu... seru deh!! aq jadi termotivasi untuk me-enlarge my teritory.. en meng-up grade my skill. apalagi hari ni terjadi satu gesekan di antara kami panitia.. but itu Tuhan ijinkan terjadi untuk membuat kami semakin menjadi dewasa, saling rendah hati, mengutamakan orang lain,lebih sabar en ga boleh menjudge... lebih bae untuk memiliki pikiran Kristus.

Selasa, 29 Januari 2008

BAND HISTORY

Early Years (1992–1998)

While the exact date of the formation of P.O.D. is unknown, friends Marcos Curiel and Wuv Bernardo engaged in jam sessions in a band called Eschatos, without a vocalist sometime in the early 1990s. After his mother's fatal illness, Sonny Sandoval converted to Christianity and was asked by his cousin, Wuv Bernardo, to join P.O.D. as a way to keep his mind straight as stated on their DVD, Still Payin' Dues. Traa Daniels joined the band in 1994 when they needed a bassist for a concert, to replace Gabe Portillo, who appeared in the original demo tape. P.O.D. signed with a relatively unknown Christian label, Rescue Records, and released three albums under the label between 1994 and 1997, Snuff the Punk, Brown and Payable on Death Live.[1]

Shortly after the release of Payable on Death Live, Essential Records offered P.O.D. a $100,000 recording contract, but Sonny Sandoval spoke for them all when he politely but firmly told band manager Tim Cook to decline the offer because, “God has a bigger plan for P.O.D.”[4] In 1998, A&R rep John Rubeli from Atlantic Records caught a show at The Roxy on the Sunset Strip, and the band was quickly signed to a major-label deal.[4] P.O.D. soon released The Warriors EP, a tribute EP to their loyal fans, as a transitional album from Rescue Records to Atlantic Records.

About P.O.D



P.O.D.
Origin San Diego, CA, USA
Genre(s) Nu metal
Reggae rock
Rapcore
Alternative metal
Christian metal
Years active 1992–present
Label(s) Rescue (1994–1998)
Atlantic (1998–2006)
Columbia (2007–present)













Associated
acts
The Accident Experiment
Living Sacrifice
Website www.payableondeath.com
Members
Wuv Bernardo
Sonny Sandoval
Traa Daniels
Marcos Curiel
Former members
Jason Truby
Gabe Portillo

P.O.D. part 1






P.O.D. adalah grup musik beraliran musik punk rock yang berasal dari Amerika Serikat. P.O.D. adalah kepanjangan dari "Payable on Death." Grup ini dibentuk pada tahun 1992 di San Ysidro oleh Marcos (gitaris) dan Wuv (dramer). Keduanya saat itu sangat terpengaruh gaya jazz dan reggae namun sekaligus jatuh cinta sama gaya punk dan grunge grup semacam Greenday, Pennywise, Bad Brains dan The Vandals. Marcos lantas mengajak sepupunya, Sonny (vokalis) serta Traa untuk bergabung. Lewat label sendiri, anak-anak , P.O.D. berhasil menjual album Brown, Snuff the Punk serta Live sebanyak 40 ribu keping. Pada 1998, Atlantic Records tertarik akan konsep musik P.O.D. dan mengontrak mereka untuk beberapa album. Setahun kemudian, P.O.D. merilis debutnya yang berjudul "The Fundamental Elements of Southtown" di bawah bendera label besar tersebut. Dari album ini, keluar single Southtown dan Rock the Party (Off the Hook), sekaligus berhasil memperoleh penghargaan platinum. Pada tahun 2001, P.O.D. merilis album kedua bertajuk Satellite. Album ini mencatat kesuksesan besar lewat lagu andalan seperti "Alive", "Youth of the Nation" dan "Boom" yang disuguhkan lewat leburan unsur musik hip-hop, reggae serta hardcore. Pada Februari 2003, Marcos sebagai sang pendiri P.O.D tiba-tiba keluar dari formasi dengan alasan perbedaan visi dalam bermusik. Gitaris baru, Jason Truby lantas masuk menggantikannya dan ikut terlibat dalam penggarapan single Sleeping Awake yang menghiasi album soundtrack film "The Matrix: Reloaded".

Senin, 28 Januari 2008

P.O.D. : Metal + Rap + Berkat Tuhan


“Tuhan bersamamu!” seru P.O.D. kepada para penonton. Rambut gimbal, badan penuh tato, tapi melayani Tuhan dengan musik keras. Siapa P.O.D.?

HIP HOP dengan balutan trash metal dibumbui irama funk. Itulah musik mereka. Seru, dan kencang punya! Dan asal tahu saja, tiap hari mereka melayani Tuhan lewat musik kerasnya itu, dan kejadian ini sudah berlangsung sejak 1992! "Apakah kau bicara denganNya hari ini?" Itulah pertanyaan yang selalu muncul buat 4 personel P.O.D. ( Payable On Death ) di kala mereka melakukan pelayanan gereja disela-sela tur. "Ia bicara padaku tiap saat,” jawab Marcos Curiel sang gitaris tersenyum.

P.O.D. yang bermarkas di Southdown, San Diego, AS, merupakan grup metal ‘beriman’. Terdiri dari Sonny Sandoval (vokalis), Wuv Sandoval (drummer), Marcos Curiel (gitaris), dan Traa Daniels (bassist). Berdiri 1993, dengan debut album bertajuk King Of The Game yang dilepaskan oleh Papa Bernardo (ayah Wuv Bernardo dan paman Sonny Sandoval). Album mereka bernaung di bawah Rescue Records, perusahaan rekaman mereka pribadi. Tak terduga, album ini laris lebih dari 500.000 copies di Amerika. Sebetulnya, angka itu bukan angka luar biasa, terutama jika dibandingkan dengan angka penjualan album dari kelompok yang mengusung musik sejenis. Namun, P.O.D. bisa disebut meraih sukses luar biasa karena warna musik mereka berbalut lirik bernafaskan religi. Lewat sukses itu pula mereka lantas saja ditahbiskan sebagai best hard rock or metal group.

Pada 24 Agustus 1999, mereka merilis The Fundamental Elements Of Southtown dibiayai Atlantic Records. Sebelum menaiki panggung kelas internasional, mereka main di sembarang tempat. Mulai dari peternakan, tempat-tempat parkir, atau yang lebih elite sedikit: kedai kopi. Kini, setelah popularitas mengekor langkah mereka, tempat manggung pun jadi sempat berubah. Bahkan, mereka biasa bersepanggung dengan nama tenar seperti Green Day, Face To Face, Fu Manchu, Primus, Kid Rock, Cypress Hill, The Mighty Mighty Bosstones, KoRn dan Sevendust. Bahkan di Ozz Festival Juni kemarin, mereka beraksi lagi di panggung utama.

INSPIRASI DI JALUR TUHAN

Lantas, dari mana para pengusung musik keras itu mendapat inspirasi mengarahkan musiknya ke jalur Tuhan? Ternyata, semua itu bermula dari pengalaman para personelnya. Misalnya, Wuv Sandoval sang pemukul drum. Ia terlahir dari seorang ayah berumur 16, Noah ‘Papa’ Bernado. “Masa kecil saya seperti sebuah film,” kata Wuv. Suatu hari, saat sedang tiduran, tiba-tiba beberapa orang masuk ke dalam rumahnya secara paksa. “Mereka menodongkan pistol ke arah orang tua saya untuk mencari obat bius. Ayah saya memang 'pemakai'. Dengan ibu saya, ia tidak pernah akur dan saling benci. Karena kasar, ayah diusir dari rumah dan hidup di jalanan.”

Bernardo memang terkenal sebagai berandal. Tidak lama setelah menikah dengan Agnes, ibu Wuv, ia mengalami kecelakaan bersama temannya. Karena mereka mabuk berat, Datsun yang dikendarainya menghantam pohon. Bukannya takut, mereka malah tertawa dan tidak percaya kalau mereka masih hidup.

Dua kejadian tadi kemudian menjadi titik tolak dalam kehidupannya untuk menemukan Tuhan. “Saat benar-benar 'jatuh' ia terus memanggil namaNya,” kata Wuv. “Rambutnya dipotong, dan ia mulai membersihkan diri, padahal sebelumnya ia tak pernah memotong rambut selama 10 tahun, lalu ia kembali dan mengatakan pada semua orang bahwa ia adalah seorang Kristiani.”

Semua orang tetap berpikir yang tidak-tidak. Semua mengira ia mabuk. Lalu ia tinggal di pondokan kecil di belakang rumah kakek. Hampir tiap saat kita membaca Alkitab. Hal itu begitu menenangkan. “Padahal, Ayah saya tak tahu cara membaca, ia keluar dari sekolah umur 14 dan tidak meneruskan sekolah. Tapi Tuhan mengajarkan cara membaca Alkitab kata demi kata. Ia menyembuhkan keluarga saya. Setelah berpisah selama 1,5 tahun akhirnya orang tua saya bersatu lagi. Saya juga menginginkan Tuhan dalam hidupku.”

Lain lagi cerita Sonny Sandoval, sang vokalis yang sekaligus sepupu Wuv. Ia menemukan Tuhan di tempat parkir rumah sakit, saat menunggu ibunya yang menderita kanker. "Seminggu saya di rumah sakit dan nggak pernah mandi. Seluruh keluarga ada di sana, ibu saya sekarat. Tiap hari dokter-dokter itu bilang agar bersiap-siap, karena ibu saya tinggal tunggu waktu saja. Di hari Minggu ia datang lagi dan bilang bahwa ibu saya bertahan karena ia tak mau meninggalkan anak-anaknya sendirian.” Saya ingat perkataannya, “Kalau suatu saat aku mati, aku ingin sepenuhnya kamu juga masuk surga bersamaku.Dan saya sadar kalau selama ini ia bertahan karena saya. Lalu saat itu juga saya pergi ke tempat parkir, dan berdoa, 'Tuhan, Kau tidak pernah mengabulkan doaku sebelumnya. Saya tak tahu..............§

Baca artikel lengkapnya di NewsMusik 15/2000. PESAN